Mind, Soul, & Love...

Tertera di sms HP ku....

"Kamu to gak bisa ngomong apa kamu tuli...."

Hm... mimpi apa lagi nih... Tapi ini nyata.

Akh, nomernya tidak ada dalam list yang kumiliki. Tapi, apa maksudnya menulis kalimat tersebut? Apakah karena mereka menuntut sesuatu dari ku? Aku harus melakukan sesuatu seperti yg mereka harap dan inginkan, namun, ternyata tidak? Tapi mengapa? Ada apa? Apa alasannya? Sebegitu marah dan bencinya kah mereka? Tapi, apa salahku? Apa yang sesungguhnya terjadi ? Mengapa mereka melakukan ini padaku untuk mendesak berlaku atau berkomentar terhadap "sesuatu".

Sudahlah, apapun yg mereka lakukan, kuucapkan Terima kasih...

Yang harus kita ingat dan pahami selalu adalah
bahwa sebanyak apapun harta yang dimiliki,
dan sebesar apapun kuasa yang digenggam,
ada hal yang tidak dapat terbeli atau dirampas olehnya,
dan itu adalah Mind, Soul, & Love....

Buah pikiran seseorang, persepsinya, jiwa dan spirit kehidupannya, dan... cinta yang ada dalam diri....

You know who

Kasihku.....

Hidup ini begitu indah
Terima kasih aku telah diberi kesempatan mengenal Mu
Bertemu dengan Mu...
Semakin dalam memaknai indah Mu
dari hari ke hari

Hari-hari berlalu,
Takkan kupungkiri,
Aku makin cinta diri Mu

Kan s'lalu kupuja diri Mu
yang hadir dalam berbagai bentuk, fungsi dan makna
dalam berbagai ceritera tak berkesudahan
dalam berbagai lembar malam dan siang
dalam berbagai jejak langkahku

Jika hanya ini mampu kulantunkan puja
Jika hanya ini mampu terhatur sembah
jangan sesali arah
dan lembar asa tercipta
Karna...
Cintaku suci pada Mu

Seeks our love....

We each have an infinite supply of love
and happiness within us.
We have been accustomed to thinking
that we have to get something from outside of us
in order to be happy,
but in truth
it works the other way.

Ah...
It is too simple to say
but in fact
almost of us lost in our ways

If only you know, my dear...
if only you know

Si Gagu yang Terdiam Membeku

Gagu tergugu,
bukankah tiada makna tercipta dari sebuah fungsi tiada bunyi?
Beri aku waktu untuk berjanji pada sang mentari,
tiada lagi perih tercipta dari hati.

Tak kusesali jaman yang berlari,
karna tak hendak kembali hanya untuk temui,
bahwa kau yang berpaling pergi dariku,
dariku, kasih....

Bertahun setelahnya,
masih kutermenung sendiri,
menutup pintu hati ini.

So...
Bener Ki,


Pada akhirnya,
kita adalah kata yang gagu,
mencoba memberi makna.