Dimana Asaku?


Jika waktu bukan terletak di jembatan pelangiku
maka bersungut-sungut ku laju langkah terpaku diam membisu

Kau buang asa itu di tepian rinduku
Bukan hanya seisi kalbu tertumpah di jalan berkerikil

Tak ingin ku cerca awan di akasa yang tak lagi ramah buatku
Karna dikau begitu sulit kurengkuh...

Aku masih milikmu...
Jangan pernah buang gelegak asmara,
meski emosi rentang jarak kita

Biar gulana gundah mencibir mesra...
aku disini, milikmu, milikmu...

Bila Tuhan Sudah Berkata.....


Ada satu hati
yang enggan berlari
dalam cerita satu malam
hanya biarkan bulirnya jatuh sendiri

Ada satu kata
yang terus terukir
entah kapan menggumpal
jadi sesak dalam diri

Namun...
kenangan, harapan, dan kejadian...
bukankah, kita pun tak bisa berkehendak

Bila Tuhan ciptakan kataNya
Maka, bersimpuh ku bersujud
Terlalu indah cerita hanya jadi campah

Swaha, Astungkara....
Untuk segala soneta ini
takkan terhenti dalam satu masa.....

Di Ujung Waktuku....


Berjalan menentang waktu
di sudut hatiku aku merindu
Takkan kubuang asa pilu
yang terlahir karnamu

Bisu dalam kelu
kasihku tertatih menunggu
Aku merindu di ujung kalbu....



Marilah tiba di hariba,
malam tak kan berakhir bagi kita
buang segala resah dan gundah yg kau punya
Jangan berpaling dari cinta yang ada

Guratan Jiwa Sang Pencinta .....


Saat pertama pacaran.... Penuh kisah kasih yang menggebu, dengan segala nuansa kehidupan bagai warna pelangi semburat jiwa. Dan, akan terlontar janji yang memabukkan dua insan. Namun seiring berjalannya kadar waktu rentang asmara.... hanya kasih sejati yang mampu wujudkan cinta dewasa penuh segala kebajikan dan kebijakan. Maka, akan selalu kusenandungkan dan kugaungkan lagu ini, lagi dan lagi, sepenuh hati..... sepenuh hati.


I Will Love You Forever, by Demis Roussos


I will love you forever
I will love you from now, ‘til the end of time
And I promise forever
I will give up my will for you
I will fulfill all your dreams for you
I would give up my life for you
I will stay by your side
To protect you and hide you from all of the pain
That a man and a woman must hide
I will stand by your side.

I would give up my life for you
Just to do right to you
You will know who I am
Only you would understand
I would give up my life for you

(Stand by me) I will be there when you need me
(Swear by me) I swear by the part of God that’s in me
I will care and be there
For as long as you need
I will stay by your side.

I will love you forever
I will love you from now ‘til the end of time
I will stay by your side.

I will love you forever
I will love you from now ‘til the end of time.
And I promise forever
I will love you forever
‘Til the end of time

More lyrics: http://www.lyricsmode.com/lyrics/d/demis_roussos/#share

Malam di Pantai Kuta


Berkata burung camar yang bergetar karena cintanya berpagut...

"Engkau bahkan tidak tahu...
berapa banyak jalar terdiam
karena tanah bahkan sembunyikan kekasih hatinya"

Mungkin Aku...

Mungkin aku bukan yang terbaik
Namun jejak langkahku selalu berusaha mencari yang baik
Yang bisa ku beri bagi yang baik-baik

Mungkin aku bukan baik-baik
Namun aku tahu yang kuinginkan demi segala baik
dalam jejaring kebaikan yang bisa kuberi

Mungkin aku bukan lah baik
Namun aku ingin jadi lilin bagi beri sgala baik
Yang tuntun langkah dalam gurat malam hingga sepi mencekam

Footprints

Some people come into our lives and leave footprints on our hearts.
Others come into our lives and make us wanna leaves footprints on their face.
(Ayu S. Johnson)

Hmm, bener juga deh..
Ini hidup duniawi dengan sisi manusiawi, menanggalkan sisi Ilahi sejenak.

Heboh jelang wisuda...

Hari ini....
Setelah selesaikan urusan rumah tangga, mengantar anak bungsuku ke sekolah, suami dan putra sulung masih di rumah. Tiba di kantor, sudah harus selesaikan beberapa surat dalam rangka Wisuda XVI STPNDB. Dipanggil ke ruang Kabag ADAK selesaikan urusan para tamu VVIP yang akan hadir pula. Gilaa... banyak banget tambahan undangan, perubahan susunan acara, urusan lain lagi menanti. Ah, Setelah itu harus bergegas temui Senat Mahasiswa yang sudah menanti bersama PakJata di ruang Serba Guna dalam rangka penggalangan tenaga mereka saat Wisuda nanti, 11 Juni di BICC Westin Hotel. Lanjut ngecek data mutakhir jumlah calon wisudawan. Dan... bersiap menuju Westin untuk mengecek hotel.

Ternyata... rombongan telah meninggalkan kami, Ibu Juli, Ibu Mirah dan aku sendiri, bengong melamun di lobby Gedung Rektorat. Supir entah dimana.Sementara 10 teman lain telah tiba di lobby hotel Westin. Hmmm, tidak mengapa lah. Toh sudah cukup banyak orang di hotel. Sekarang bisa melanjutkan tugas, ngecek kartu undangan bagi 343 calon wisudawan, memindahkan 343 toga lengkap dengan medalinya, ke ruang bawah perpustakaan yang kami pinjang dari pak Tikel, staf AVA kami. Lalu... berangkat lagi bersama ibu Mirah ke PT BTDC, menyampaikan surat ijin penggunaan lahan parkir selama acara wisuda berlangsung nanti.

Setelah semua urusan selesai, tiba waktunya untuk pulang. Kuantar ibu Mirah ke rumahnya di Jalan Hayam Wuruk, Gg. Kecubung. Dan beli 5 bungkus es teler jalan kecubung yang terkenal enak, bagi suami dan anak2ku.

Tersenyumlah, Agar Dunia Tersenyum Bagimu....

Dengan tanpa uang di saku
Jangan katakan kita bahagia, Kasih...

Tapi, apa yang tentukan
bahagia itu sendiri sesungguhnya?
Penderitaan bertubi yang kita alami?
Yang buat kita tiada henti
tangisi dan sesali ini semua?

Bukankah hidup akan terus bergulir?
Maka, tersenyumlah,
agar wajah murung terhapus dari guratan hidupmu

Sentuhan Indah Itu Bernama Cinta

Cinta atau asmara atau kasih tumbuh dan berkembang dalam hati. Banyak yang menafikan, berpura tidak ada, mengabaikan, atau hadirkan dalam berbagai bentuk, cara dan makna yang yang berbeda-beda. Kapankah cinta hadir dan bersemi dalam hati, terkadang lahir tanpa disadari.Bagai orang tua pada anaknya, pada sesama mahluk Tuhan, pada sahabat, pada saudara, bahkan pada benda dan cara dimana cinta itu tumbuh.

Hindu hadirkan banyak ceritera mengenai cinta. Salah satu dari sekian banyak, kisah mengenai Bethara Manmatha adalah perwujudan Dewa Asmara yang hadir di dalam segala sesuatu yang indah dan elok. Dalam dunia ini ia dikenal sebagai Kàmeswara / Kàma dalam bentuk jasmani / fisik (Kakawin Smaradhana 1.1-7) dalam P. J. Zoetmulder (1983:369)

Pupuh terakhir dalam Kakawin Smaradhana ini menceritakan tentang inkarnasi-inkarnasi Kàma dan Ratih. Ketika sedang bercengkrama Umà melihat sisa abu dewa dan dewi asmara; terharu dan penuh rasa terima kasih ia memperoleh janji dari Siwa, bahwa mereka akan dilahirkan kembali. Semula mereka menjadi Ñamuûþi dan Ratnavatì, dalam Udyànì-Màlava. Dalam inkarnasi berikut Kàma menjadi Udayana, raja Hastinàpura, sedangkan Ratih berkembar, menitis dalam kedua istrinya, yaitu Bàsavàdà dan Ratnàvalì. Akhirnya Kàma turun ke bumi sebagai raja pulau Jawa, yang sebetulnya merupakan kitab Kumarà di Kaúmir yang oleh Dewa Úiva telah dijadikan suatu pulau yang indah permai. Ratih dilahirkan kembali di Jaògala; di sana ia dikenal sebagai Kiraóà ratu. Dengan demikian karena anugrah Dewa Úiva, Úrì Baginda Kàmeúvara ini menjadi raja di Dahana dengan dewi Kiraóa sebagai permaisurinya (38.1-39.7).

Maka, sejauh mana cinta hadir dalam diri kita?
Sudahkah kita mampu menerima cinta itu apa adanya?
Mengusahakan yang sebaiknya, bagi diri kita, dan juga orang lain
untuk dapatkan dan miliki cinta itu? tanpa saling menyakiti, tanpa ada yang terluka,
hidup abadi selamanya, di tiap masa
menjadi cinta abadi sepanjang masa......

Hebohku di Pagi Hari

Hari Sabtu, tanggal 10 April 2010
Seperti ibu rumah tangga biasa pada umumnya, terjaga pukul lima pagi, kubuatkan nasi goreng bagi anggota keluarga. Pagi ini, putra sulungku akan berjuang mengikuti Tes Potensi Akademik di SMAN I Denpasar. Dia sudah harus tiba disana pukul tujuh pagi karena tes akan dimulai pukul 07.30 pagi. Namun kami masih harus membeli perangkat alat tulis berupa garisan yang berisi bolong untuk mempermudahnya mengisi bulatan di lembar komputer bagi jawaban yang dia buat. Ah, dimana harus kucari toko yang buka se pagi ini? Sebenarnya, Adi sudah mempersiapkan ini sejak dua hari lalu. Namun berhubung kutukar tasnya, peralatan tersebut tercecer entah dimana.

Kukeluarkan dua motor, satu Yamaha Jupiter MX yang akan dikendarainya menuju lokasi TPA diselenggarakan, dan satu Astrea 800 tercinta yang akan kugunakan mengantar putra bungsu ke SDN 3 Padang Sambian Klod. Walau hanya berjarak 100 meter dari rumah, namun terkadang kuantar dia berangkat ke sekolahnya sebelum beranjak ke tempat kerjaku di Nusa Dua.

Kami beriringan menuju minimarket Yonico yang terletak di depan Perumku, di Jalan Gunung Soputan. Ah. ternyata belum buka. Lalu bergerak kembali menuju minimarket Kembar Artha. Hmm, toko ini juga belum buka, namun kulihat puluhan karangan bunga berjejer berisi ucapan turut berduka cita atas meninggalnya nenek dari pemilik toko ini. Kuminta anakku menunggu di tempat parkiran, lalu kuberanikan diri menghampiri orangtua dari pemilik minimarket yang terlihat sedang duduk disebuah kursi di depan rumahnya. Kusampaikan ucapan turut berduka cita, dan kulanjutkan dengan menyampaikan permohonan maaf beribu maaf untuk membeli perlengkapan seperangkat alat tulis yang kuinginkan. Beliau langsung meminta karyawannya untuk mengambilkan alat tulis yang kumaksud, kuberikan uang senilai harga barang tersebut, tak lupa mengucapkan banyak terima kasih pada mereka, dan segera berlari ke arah anak-anakku. Segera putra Adi, putra sulungku, berangkat menuju SMAN I yang terletak di Jalan Kamboja. Aku bergegas menghantar Yudha ke SDN 3.

Dan,
Kini, urusan dengan Ngurah Arik.
Dia adalah putra Pak Ngurah Sartana dan Ibu Komang Marhaeni, tetanggaku. Demi sebuah layangan yang terjatuh di halaman belakang rumahku, dia melompati tembok tinggi dan masuk ke dalam halaman. Lalu digigit oleh anjingku, Chiko. Kami memiliki empat ekor anjing peliharaan. Semua sebenarnya hanyalah anjing kampung biasa, namun secara rutin divaksin dengan mendatangkan dokter hewan ke rumah. Namun aku bersikeras menghantar Ngurah Arik ke RSU Wangaya untuk mendapatkan suntikan anti rabies. Dan kali ini adalah suntikan yang keduanya. Berboncengan berdua, kami bergerak menuju RS tersebut. Kutunjukkan pada dokter jaga yang sedang bertugas surat pengantar / rujukan yang kudapatkan dari RS Sanglah, pak dokter ganteng ini menuliskan resep pengambilan vaksin di apotik yang terletak disebelah Instalasi Rawat Darurat. Vaksin kudapat, dan Ngurah Arik segera ditangani oleh perawat yang sedang bertugas. Setelah suntik vaksin anti rabies selesai dilakukan, kembali kuhantar dia pulang ke rumahnya.

Selesai urusan bersama Ngurah Arik, kini giliran mengumpulkan info mengenai SMA bagi masa depan anakku. Kukunjungi SMA Dwijendra dan SMA Saraswati, juga kusinggahi SMAN 7 yang sama terletak di Jalan Kamboja, daerah Kereneng. Lalu memasuki halaman SMAN I. Hmm, sekumpulan orangtua kulihat duduk di areal parkiran, sekumpulan lainnya di halaman tengah sekolah. "Pukul 10.00 mereka akan istirahat sejenak sebelum melanjutkan ujian hingga pukul 13.00 nanti" Demikian sahut bapak satpam sekolah dengan ramahnya.

Aku melihat papan pengumuman yang terletak di tengah halaman sekolah tersebut. Nama anakku tertera sebagai peserta di ruang 16. Masih 10 menit lagi mereka tiba pada waktu istirahat. Kulangkahkan kaki mengelilingi areal SMAN I ini, kantin terletak di sebelah Timur, sekelompok pelajar sedang memainkan kendang sejenis tifa, yang lainnya sedang berlatih olahtubuh di tengah halaman. Kumasuki kantin sekolah, mengamati berbagai jenis makanan yang terhidang, lalu mengambil dua bungkus nasi kuning. Semoga anakku mau memakannya sebagai pengganjal perut sebelum lanjut pada ujian tahap berikutnya. Aku lalu bergabung dengan para ibu dan bapak yang juga sama sedang menanti dan memberi dorongan motivasi bagi anak-anak mereka. Tuhan, semoga anak-anak kami berhasil.

Suamiku mungkin bukan orang yang terlibat terlalu intens terhadap hal-hal begini. Ia lebih senang menyerahkan pada anak-anaknya untuk menentukan arah tujuan dan bertanggungjawab terhadap perilaku masing-masing. Tapi aku inginkan anak-anak berhasil dengan baik pada setiap langkahnya, memastikan mereka tidak salah pilih, ingin melihat dan terlibat sebanyak mungkin dengan mereka. Ehm.. mungkin juga, sebagian karena tidak rela terpisah jauh dan memiliki hubungan yang renggang dengan mereka...

Ah, sungguh pagi hari yang heboh.. sama seperti pagi dalam hari-hari lainnya...

Mind, Soul, & Love...

Tertera di sms HP ku....

"Kamu to gak bisa ngomong apa kamu tuli...."

Hm... mimpi apa lagi nih... Tapi ini nyata.

Akh, nomernya tidak ada dalam list yang kumiliki. Tapi, apa maksudnya menulis kalimat tersebut? Apakah karena mereka menuntut sesuatu dari ku? Aku harus melakukan sesuatu seperti yg mereka harap dan inginkan, namun, ternyata tidak? Tapi mengapa? Ada apa? Apa alasannya? Sebegitu marah dan bencinya kah mereka? Tapi, apa salahku? Apa yang sesungguhnya terjadi ? Mengapa mereka melakukan ini padaku untuk mendesak berlaku atau berkomentar terhadap "sesuatu".

Sudahlah, apapun yg mereka lakukan, kuucapkan Terima kasih...

Yang harus kita ingat dan pahami selalu adalah
bahwa sebanyak apapun harta yang dimiliki,
dan sebesar apapun kuasa yang digenggam,
ada hal yang tidak dapat terbeli atau dirampas olehnya,
dan itu adalah Mind, Soul, & Love....

Buah pikiran seseorang, persepsinya, jiwa dan spirit kehidupannya, dan... cinta yang ada dalam diri....

You know who

Kasihku.....

Hidup ini begitu indah
Terima kasih aku telah diberi kesempatan mengenal Mu
Bertemu dengan Mu...
Semakin dalam memaknai indah Mu
dari hari ke hari

Hari-hari berlalu,
Takkan kupungkiri,
Aku makin cinta diri Mu

Kan s'lalu kupuja diri Mu
yang hadir dalam berbagai bentuk, fungsi dan makna
dalam berbagai ceritera tak berkesudahan
dalam berbagai lembar malam dan siang
dalam berbagai jejak langkahku

Jika hanya ini mampu kulantunkan puja
Jika hanya ini mampu terhatur sembah
jangan sesali arah
dan lembar asa tercipta
Karna...
Cintaku suci pada Mu

Seeks our love....

We each have an infinite supply of love
and happiness within us.
We have been accustomed to thinking
that we have to get something from outside of us
in order to be happy,
but in truth
it works the other way.

Ah...
It is too simple to say
but in fact
almost of us lost in our ways

If only you know, my dear...
if only you know

Si Gagu yang Terdiam Membeku

Gagu tergugu,
bukankah tiada makna tercipta dari sebuah fungsi tiada bunyi?
Beri aku waktu untuk berjanji pada sang mentari,
tiada lagi perih tercipta dari hati.

Tak kusesali jaman yang berlari,
karna tak hendak kembali hanya untuk temui,
bahwa kau yang berpaling pergi dariku,
dariku, kasih....

Bertahun setelahnya,
masih kutermenung sendiri,
menutup pintu hati ini.

So...
Bener Ki,


Pada akhirnya,
kita adalah kata yang gagu,
mencoba memberi makna.

Berawal dari Akhir, Berakhir dari Awal

Sempat ragu dan terpana
Tatkala dapatkan ini...

Namun,
Dari kedalaman makna yang ada di dalamnya
sungguh tercipta sebuah makna harmoni
Bahwa,
Hidup akan selalu indah
jika kita bisa hidup berdampingan
dalam segala perbedaan

Hmm...
Entahlah,
kubiarkan semua ini mengalir, bagai air
mengisi tiap sisi dalam relung hati ini

Coba memahami
tak hanya sebab, namun pula akibat
tak hanya reason, tapi juga hasil
tak hanya akhir, tapi juga awal
tak hanya tujuan, tapi pula proses

Ijinkan Aku MencintaiMu dengan Caraku...

Ijinkan aku mencintaimu dengan caraku,
menebus waktu
yang tidak kunjung akrab denganku

Kuikuti berita tentangmu
dengan sepenuh rindu

bukannya tak kumiliki peka dan segala asa
terhadap segala yang hadir

cuma...
tak berani berbangga
tak bisa berkata

takpernah ada yang cukup wakili
seisi jiwa

Ijinkan aku mencintaimu
bukan bagai kanak dengan
sgala cengeng dan manja lagi

Ijinkan aku mencintaimu,
dengan lebih arif dibanding masa lalu
se bijak petani tua bagi sawahnya

Ijinkan aku, Tuhan
Hanya menjadi hambaMu
dan bukan budak bagi yang lainnya
Hanya bagiMu dan untukMu
Ya Sang Hyang Perama Kawi.....

Anakku

Anakku,

Suatu saat nanti...
Kau bakal tahu
hidup tidaklah indah seindah pelangi
yang sering kubabar padamu
hidup tidaklah semudah jalan tanpa riak
yang sering kukenangkan padamu

Namun..
hidup tidak pula se kejam
yang sering dibisik massa padamu
hidup tidak pula se gundah
yang sering terlempar padamu

Tanpaku, ibumu
tanpanya, ayahmu...
kalian akan tetap dapat bernyanyi
akan dapat terus berlari
mengejar s'tiap mimpi
meraih s'tiap cita tergurat di hati

Terbanglah,
tak peduli betapa jauh jarak kau tempuh
tiada hirau berapa sakit duri merejam
Jangan pupus asa di dada
Jangan usir bara semangat di dalam sana

Terbanglah anakku, terbanglah..
kuhantar dikau sejauh kumampu

Cinta

Kasih...

Cinta hanya bersujud pada cinta itu sendiri
Tak dapat berlari menghindar dari untai nada
Takkan pupus direjam masa

Namun tiap detak waktu takkan ada tuntut berlaku
Tidak juga beri kesempatan angkara murka diraja

Adalah titik asa
yang kau takkan tahu
yang kita takpernah mau
yang terkikis ombak waktu

Jadi....
kenapa harus ada ragu
mengapa gundah jadi sembilu..
Bukankah...
cinta sudah cukup
hanya bagi cinta itu sendiri.

Dalam Diam Dibalik Malam

Setitik asa bias semburat angkasa
Luruh satu satu bawa berita pilu

Tuhanku,
Janjiku takkan takabur aku
dalam pesona malam dan goda iman
dalam genggam harta dan tawa puas semata
dalam tawar cinta fisik belaka

Beri aku tangis
Beri aku cemas
Beri aku angkara
Beri aku kuasa

Sehingga bisa kusadari
miskin jiwa dan hati nestapa
ego merasuk sukma
dan permata tergantung di dada
tiada arti tanpa cinta Mu
tiada makna tanpa senyum Mu