
Arangku patah sejenak,
Sayapku terkepak setengah
terbiaskan luka di batas maya
Tiada yang bisa pahami resahku di dada
Namun, takkan pernah
Sang bibir berhenti menyitir
Segala dengung puja dan pujiku
bagi asa yang bergulir perlahan
mematokku bersimpuh di batas mampu
Hingga akhirnya, bianglala merona
Dikau berikan kasih terindah
atas segala yang pernah ada.
Astungkara, Hyang Widhi Wasa...
takkan pernah hentiku memuja
dalam segala nada terlahir apa adanya
Sarados, oh Dewa Sarados....
Kan kubuktikan, bahwa aku bisa
Takkan kubiarkan mereka permalukan aku
Walau sedikit ku punya kemaluan
karena justru seringnya memalukan
namun aku tetaplah Santi yang malu-malu
karena kutahu yang ku mau
dan dibatas mana berlabuh mampuku....
0 komentar:
Posting Komentar